Padatanggal 31 Januari 2009 bertepatan dengan hari jadi Kota Tanjungpinang, Museum Kota Tanjungpinang diresmikan oleh wali kota tanjungpinang Dra. Hj. Suryatati A.Manan dengan nama museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah kota Tanjungpinang, hingga saat ini.
MuseumSultan Sulaiman Badrul Alamsyah ditujukan sebagai pusat studi wisata budaya, pelestarian, dan upaya menjadikan masyarakat lebih menghayati nilai luhur kebudayaan. MELUHURKAN MUSEUM, MEMULIAKAN KEBUDAYAAN -Kutipan pernyataan Putu Supadma Rudana (Ketua Umum AMI), dihadapan Para Ibu Negara serangkaian Spouse Program KTT ASEAN, 18 November 2011-
Berliburdi objek wisata di Tanjung Pinang hits maka wajib hukumnya berkunjung ke Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah. Mengapa museum ini sangat menarik untuk dikunjungi? Museum sejarah ini nantinya akan membawa Anda mengenal lebih jauh tentang kota Tanjung Pinang. Tidak hanya menceritakan tentang asal usul kota Tanjung Pinang saja.
MuseumKota Tanjungpinang Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah. 0771313884; Jl. Ketapang No. 2 ; museumssbatpi@gmail.com; Share . Top; Informasi; Koleksi; Terwujudnya Museum Kota Tanjungpinang "Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah" sebagai Museum Tamaddun Melayu dan Jendela Warisan Budaya Bangsa.
exhibitingin Tanjungpinang City Museum of Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah (SSBA). Its relevance is a museum featuring the themes of urban development and the role of a multicultural society in the context of the past and the present. This research is a descriptive qualitative research design through steps of collecting,
Bagiyang gemar wisata sejarah, kunjungi Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah. Kamu bisa melihat berbagai koleksi yang menceritakan awal mula Kota Tanjung Pinang. Mulai dari koleksi perhiasan atau aksesori, busana, senjata, peralatan rumah tangga, alat-alat musik , koin, uang kertas, hingga naskah ajaran agama dan hukum.
Höredeine Lieblingssongs aus dem Album Rudi Sipit dan Faqih Ngademin Wisata Ke Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah von Rudi Sipit. Musik-Streaming auf Smartphones, Tablets und PC/Mac mit Amazon Music Unlimited. Ohne Werbung. Lade jetzt unsere mobile App herunter.
Selainmuseum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah, 98 museum se- Indonesia seperti Museum Nasional, Museum Kebangkitan, dan Museum Perkebunan juga melakukan penutupan sementara. Selama penutupan, akan dilakukan sterilisasi pada segala fasilitas dan area museum guna pencegahan penularan pandemi covid-19,"Jika situasi membaik, museum akan kembali
HpjbTUQ. Tours & experiencesExplore different ways to experience this ways to experience Mohamed Ali Museum and nearby attractionsDetailed Reviews Reviews order informed by descriptiveness of user-identified themes such as cleanliness, atmosphere, general tips and location 2014 • BusinessThis was recommended by several people. I wasn't sure what to expect. It was interesting as I didn't know much about him; however the staff were not attentive and were on the verge of being rude in the gift March 29, 2014This review is the subjective opinion of a Tripadvisor member and not of Tripadvisor LLC. Tripadvisor performs checks on reviews as part of our industry-leading trust & safety standards. Read our transparency report to learn ALI MUSEUM - 2023 All You Need to Know BEFORE You Go with PhotosFrequently Asked Questions about Mohamed Ali Museum
Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah adalah museum umum yang terletak di Kota Tanjungpinang. Museum ini diresmikan pada tanggal 31 Januari 2009 oleh Walikota Tanjungpinang. Kepemilikan museum oleh pemerintah Kota Tanjungpinang. Pengelolaannya oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang. Koleksi yang dipamerkan di dalam museum ini cukup beragam yaitu benda-benda etnografi, arkeologi, historiografi, filologi, numismatika, keramologi, dan teknologi. Gedung museum sebelumnya merupakan sekolah tingkat dasar pertama di Tanjungpinang bernama nama Holland Irlandsch School HIS. Gedung ini didirikan pada masa penjajahan Belanda. Pada masa penjajahan jepang, nama sekolahnya diubah menjadi Futsuko Gakka I Sekolah Rendah I. Gedung museum masih digunakan sebagai sekolah setelah kemerdekaan Indonesia. Namanya diubah menjadi Sekolah Rakyat SR. Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah berlokasi di Jalan Ketapang Nomor 2, Kelurahan Kemboja, Kecamatan Tanjungpinang Barat, Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau. Titik koordinatnya adalah 0°55’ Lintang Utara hingga 104°26’ Bujur Timur. Museum ini dapat dicapai melalui dua rute perjalanan. Pertama, melalui Bandar Udara Raja Haji Fisabilillah dengan jarak tempuh 13,4 km. Kedua, melalui Pelabuhan Sri Bintan Pura dengan jarak tempuh 1,1 km. Museum ini dapat dikunjungi setiap hari Selasa hingga hari Minggu. Jam kunjungan dimulai pukul WIB dan berakhir pada pukul WIB. Pada hari Senin dan hari libur nasional, museum tidak dibuka.[1]
Keterangan Foto Pengunjung saat mengunjungi Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah yang berada di Jalan Ketapang Tanjungpinang. Museum ini banyak menyimpan sejarah Kerajaan Riau Lingga dan masyarakat Tanjungpinang terdahulu. Foto Aji Anugraha Tanjungpinang – Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah yang berada di Jalan Ketapang, Tanjungpinang, Kepulauan Riau, baru-baru ini menjadi sorotan publik. mengunjungi bangunan peninggalan sejarah kerajaan Riau Lingga ini, Sabtu 12 Januari 2019. Sejak 2014 diberhentikan pengoperasiannya dan di buka kembali di tahun 2017 oleh Wali Kota Tanjungpinang ke 2, H Lis Darmansyah, SH museum bekas bangunan Sekolah Rakyat SR ini mulai sering dikunjungi. Pengunjung rata-rata dari dalam negeri maupun luar negeri, tak ayal pula siswa Taman Kanak-Kanak hingga mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi datang untuk melihat benda-benda peninggalan sejarah Kerajaan Riau-Lingga-Pahang-dan Johor yang ada di museum ini. Banyak perubahan yang dilakukan pemerintah setempat untuk mempercantik wajah museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah. Selain sejumlah atap yang dulu hampir roboh sudah diperbarui, ruangan-ruangan mulai ditata sesuai dengan kebutuhan museum, namun tidak mengubah bentuk asli bangunan. Penamaan Museum Soeltan Soelaiman Badroel Alamsyah diambil dari nama Soeltan Soelaiman Badroel Alamsyah, beliau merupakan pemegang roda kerajaan Riau Lingga, Pahang dan Johor pada tahun 1722 sampai dengan 1761. Sebelum kita masuk kedalam museum, beberapa staf Museum yang dipekerjakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata setempat mendata setiap tamu yang datang. Anda tidak dibenarkan membawa barang-barang seperti tas untuk masuk kedalam museum. Terdapat tempat penyimpanan barang yang disediakan di Museum tersebut, berikut anda diperlukan untuk mengisi data kunjungan yang disediakan petugas administrasi. Andrian, Staf Playanan Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah akan mengantarkan anda untuk menjelaskan keseluruhan sejarah bangunan dan isi dari Museum Soeltan Soelaiman Badroel Alamsyah. “Ini merupakan standar operasional pelayanan museum di Indonesia, dan pelayanan untuk para pengunjung,” kata Adrian. Di Museum ini terdapat 5 ruangan tempat pernak pernik dan peninggalan sejarah kerajaan hingga hibah dari masyarakat yang disusun menurut penjelasan dan peninggalannya. Ruangan-ruangan itu terdiri dari Ruang Kazanah Budaya, Tanjungpinang Kota Bermula, Kazanah Arsip, Budaya Bahari Kramik dan ruang Alam Perkawinan Melayu. “Setiap ruangan memiliki penjelasan tersendiri dan banyak barang-barang yang belum semunya ditampilkan di museum ini,” kata Andrian. Barang-barang, Artefak, berkas administrasi pemerintahan, alat persenjataan, foto-foto peninggalan zaman kerajaan Riau Lingga dan berbagai macam hibah dari masyarakat berusia 1800 sampai dengan 1900 terdapat di Museum ini. “Ada 1600 lebih barang peninggalan sejarah kepulauan riau khususnya di museum ini,” ujarnya. Salah satu benda peninggalan sejarah kerajaan Riau Lingga yang sulit ditemui saat ini yakni, Cogan ada di museum Soeltan Soelaiman Badroel Alamsyah. Keterangan foto Cogan, salah satu peninggalan sejarah Kerajaan Riau Lingga yang disimpan di Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah, Tanjungpinang. Foto Aji anugraha Cogan Kerajaan Johor-Riau-Lingga dan Pahang tersebut terbuat dari perpaduan emas dan perak yang bertahtakan permata Mirah. Bagian utamanya adalah lempengan emas yang menyerupai daun sirih yang dihiasi inskripsi dalam bahasa Melayu menggunakan huruf Arab Melayu. Cogan merupakan salah satu regalia atau alat kebesaran dari sekumpulan besar regalia milik kerajaan Johor-Riau-Lingga dan Pahang, yang kemudian diwariskan oleh kerajaan Riau Lingga. Dalam catatan keterangan duplikat Cogan di Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah ini dibuat berdasarkan aslinya. “Yang asli kini menjadi bagian dari koleksi Museum Nasional di Jakarta,” katanya. Andrian menjelaskan sejarah singkat Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah. Awalnya, gedung ini merupakan bekas sekolah tingkat dasar yang pertama di Kota Tanjungpinang, pada masa Kolonial Belanda dengan nama Holland Irlandsch School HIS pada tahun 1918. “Sebagai sekolah melayu berbahasa Belanda,” ujarnya. Pada zaman pendudukan jepang berganti nama menjadi Futsuko Gakko I Sekolah Rendah I selama 2,5 tahun, pada zaman kemerdekaan difungsikan sebagai Sekolah Rakyat SR. Akhirnya dijadikan SD01 sampai tahun 2004. Mengingat miseum ini memiliki nilai history bagi sejarah awal mula pendidikan di Tanjungpinang beserta tokoh masyarakat dan BP3 Batu Sangkar setuju merekomendasikan gedung tersebut dijadikan Museum Kota Tanjungpinang. Pada tahun 2006 Pemerintah Tanjungpinang melalui Dinas Kimpraswil memugar atau merehab gedung utama sekaligus mengembalikan kebentuk semula gedung sebagaimana bentuk awalnya. Kemudian, pada tahun 2007 Provinsi Kepri melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata merehabilitasi bangunan tambahan sebagai fasilitas pendukung gedung museum seperti Ruang Kantor, Rumah Jaga, Pos Jaga, MCK dan Sumur. Pada tanggal 31 Januari 2009 bertepatan dengan hari jadi Kota Tanjungpinang, Museum Kota Tanjungpinang diresmikan oleh wali kota tanjungpinang Dra. Hj. Suryatati dengan nama museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah kota Tanjungpinang, hingga saat ini. “Museum ini buka hari selasa sampai minggu, pukul Wib pelayanannnya. Hari senin kami libur,” katanya. Di Museum ini anda juga disediakan tempat berfoto bagi para pengunjung. “Jadi tidak ada salahnya bagi siapa saja yang ingin mengetahui peninggalan sejarah Kepulauan Riau di Tanjungpinang ada di museum ini,” kata Andrian. Penulis Aji Anugraha Editor Ali Atan Sulaiman